Jumat, 29 Januari 2010

Ingin Jadi Guru Ideal?

Menjadi guru adalah sebuah pilihan, ia juga merupakan pekerjaan yang mulya. Bagi anak-anak (TK) guru merupakan panutan, teladan, pemberi informasi, fasilitator bahkan juga guru disebut sebagai pahlawan. Guru juga merupakan tokoh pengganti orang tua di sekolah.

Di dalam UU No.2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional dikemukakan bahwa tenaga pendidik (untuk selanjutnya disebut dengan guru) adalah anggota masyarakat yang bertugas membimbing, mengajar dan / atau melatih peserta didik. Ini berarti bahwa secara implisit, guru memiliki tanggung jawab secara personal, ia juga bertanggungjawab secara sosial dan professional serta vertikal kepada Sang Pencipta _ Tuhan Yang Maha Kuasa.

Guru adalah suatu sebutan bagi jabatan, posisi dan profesi bagi seseorang yang mengabdikan dirinya dalam bidang pendidikan melalui interaksi edukatif secara terpola, formal dan sistematis.

Namun yang jelas, apapun istilahnya menjadi seorang guru adalah kehormatan, maka itu janganlah disia-siakan. Guru ternyata ada beberapa tipe, antara lain :
1. Guru stay (lirik-lirik), yaitu guru yang mengajar di sekolah itu namun senantiasa tidak puas dengan apa yang ia alami, selalu membanding-bandingkan antara sekolahnya dengan sekolah-sekolah lain, baik dari segi fasilitas, honor ataupun yang lain.
2. Guru stay (sense of belonging) yaitu guru yang mengajar di sekolah itu namun ia tidak terpengaruh dengan omongan guru lain, ia sudah enjoy disana walau apapun yang terjadi.
3. Guru stay (pengaruh negative) yaitu guru yang mengajar di sekolah itu namun ia senantiasa membawa pengaruh negative seperti merokok , main kartu/judi, dll.
4. Guru stay (negative) yaitu guru yang mengajar di sekolah itu namun belum saat kelulusan siswa, sudah pindah lagi di tempat ngajar yang lain begitu seterusnya.
Guru tipe manakah anda?

Kata seorang teman yang bernama Yudiwati,” Teaching is work of heart.”Ya benar, mengajar membutuhkan ketulusan dan keikhlasan. Tanpa didasari ketulusan dan keikhlasan dalam mengajar maka hasilnya akan hampa, bagai sebuah rutinitas tanpa makna, gersang. Jika mengajar itu didasari atas hati nurani yang bersih (ketulusan dan keikhlasan) dan daya critical thinking yang bagus maka akan terbangun sebuah wise/kebijaksanaan.

Menjadi guru ideal adalah dambaan siswa, untuk menjadi guru ideal tidaklah gampang. Ada banyak hal yang harus dilakukan antara lain :

  1. Belajar terus menerus (sepanjang hayat), untuk memberikan referensi pengetehuan kepada siswa guru harus senantiasa belajar.
  2. Nyaman di sekolah, antara rekan kerja dan fasilitas sekolah harus mendukung.
  3. Saling menilai, antar sesama rekan kerja harus saling menilai bila ada kekurangan dari guru satu diberitahukan untuk diperbaiki kekurangannya dan bila ada kelebihan harus berbagi dengan rekan yang lain. Factor saling menilai ini dibutuhkan perasaan legowo (lapang dada).
  4. Grow together (tumbuh bersama), seorang guru yang sukses tidaklah ia maju sendirian akan tetapi ia bersama rekan-rekannya juga turut sukses pula. Ia senantiasa berbagi ilmu, berbagi pendapat (bukan pendapatan), berbagi kesuksesan.
  5. Existensi, keberadaannya di kelas sangat diharapkan siswa. Siswa sangat mengharapkan kehadirannya karena stimulus-stimulus yang ia berikan menghantarkan anak-anak menuju perkembangan yang optimal. Bukan hanya sekedar mentransfer ilmu kemudian selesai.
  6. Distribusi tugas, pendelegasian tugas sangat penting, diharapkan peran dan tugas guru lebih optimal, seperti: bagian kurikulum, administrasi, koordinator kegiatan (PSB).
  7. Managemen waktu, selalu punya waktu bersama anak-anak di kelas dan tak jarang pula bersama rekan kerja (refresing) agar tidak timbul kejenuhan.
  8. Up and bottom, tidak selalu memberi informasi yang sifatnya dari atas ke bawah namun adakalanya harus dari bawah ke atas.
Jika semua hal tadi sudah anda lakukan maka tinggal menunggu waktu saja bahwa anda akan menjadi guru ideal diantara rekan guru dan siswa anda. Ingin menjadi guru ideal? Selamat mencoba. (n)

0 komentar:

Posting Komentar