Jumat, 22 Januari 2010

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)


Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

Kurikulum Berbasis Kompetensi atau yang lebih dikenal dengan nama KBK ini sebenarnya adalah penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum tahun 1994. KBK ini telah disosialisasikan sejak tahun 2001 dan dilaksanakan secara bertahap mulai tahun ajaran 2004/2005. KBK ini dilaksanakan dalam rangka membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis maupun fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial-emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemandirian dan seni untuk siap memasuki pendidikan dasar.

Penyempurnaan kurikulum ini akan lebih bermakna bila diikuti oleh perubahan pengelolaan kurikulum diarahkan dengan memberdayakan sumber daya yang ada di daerah dan disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan, bakat, minat dan kemampuan peserta didik serta keadaan sekolah. Dengan demikian, silabus, model-model pembelajaran dan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik.

KBK ini disusun sebagai alternatif untuk menunjang terlaksananya kurikulum TK dimaksud dan sebagai upaya membantu peningkatan kemampuan professional guru TK dalam pembelajaran di TK. Sekolah dan guru dapat mengembangkan kurikulum TK sesuai dengan prinsip manajemen berbasis sekolah/ MBS, maksudnya penyusunan silabus merupakan kewenangan sekolah.

Dengan disusunnya pedoman ini diharapkan pelaksanaan pembelajaran di TK lebih terarah dan lebih efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.

Silabus

Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas dan penilaian hasil belajar. Silabus harus disusun secara sistematis dan berisikan komponen-komponen yang saling berkaitan untuk memenuhi target pencapaian Kompetensi Dasar. Di dalam silabus berisi jawaban atas pertanyaan berikut :
  1. Kompetensi apa yang akan dikembangkan pada anak didik?
  2. Bagaimana cara mengembangkan kompetensi tersebut pada diri anak didik?
  3. Bagaimana cara mengetahui bahwa kompetensi tersebut telah dikuasai anak didik?
Di Taman Kanak-kanak, silabus pembelajaran dituangkan dalam bentuk perencanaan semester, perencanaan mingguan dan perencanaan harian.

Kompetensi Dasar

Pengembangan potensi-potensi perkembangan pada anak yang diwujudkan dalam bentuk kemampuan yang harus dimiliki anak sesuai usianya.

Tujuan dan fungsi
  1. Anak mampu menggerakkan anggota tubuhnya dalam rangka latihan kelenturan otot.
  2. Mengenal dan memahami berbagai konsep sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
  3. Dapat berkomunikasi secara lisan, memperkaya perbendaharaan dan mencontohkan bentuk simbul sederhana.
  4. Dapat berinteraksi dengan orang lain, mematuhi peraturan dan mampu menunjukkan reaksi emosi wajar.
  5. Dapat mengungkapkan gagasan dan dengan daya cipta dalam berbagai bentuk.
  6. Mengenal ciptaan Allah dan mencintai sesama.
Hasil Belajar

Cerminan kemampuan anak dalam memenuhi suatu tahapan pencapaian belajar dalam satu kompetensi dasar.

Indikator Hasil Belajar
Hasil belajar lebih spesifik dalam satu kompetensi dasar.

Rambu-Rambu KBK

1. Dibaca dan dipahami secara keseluruhan.
2. Harus diusahakan
3. Melalui tema dan kegiatan lain yang menunjang kemampuan tersebut.
4. Belajar sambil bermain
5. Pillih tema dari llingkngan terdekat dengan anak
6. Peristiwa penting dan kejadian tiba-tiba dapat langsung dibicarakan.
7. Perhatikan perbedaan kemampuan dan bakat anak.
8. Ciptakan kegiatan pembelajaran kreatif
9. Gunakan media dan sumber belajar.

Konsekuensi Kurikulum Berbasis KBK

Konsekuensi bila guru menggunakan KBK maka harus :
  1. Mempersiapkan proses pembelajaran dengan matang.
  2. Membayangkan dan mengaitkan proses pembelajaran dengan kompetensi dasar.
  3. Sabar memberi kesempatan pada anak dalam proses berfikir
  4. Memberi kesempatan pada anak untuk menemukan dan mengungkapkan proses penemuan yang berbeda-beda.
  5. Lebih mengutamakan untuk membantu anak menjadi pembelajar sepanjang hayat dan memiliki kecakapan untuk hidup.
  6. Mau melakukan evaluasi terhadap anak dengan tertulis, lisan, pengamatan dan portofolio.
KBK atau apapun namanya dan istilahnya tidak akan berarti apa-apa bila anda para guru tidak dengan ikhlas hati mencoba menjalankannya.
Alangkah menyenangkan bila kompetensi dasar dimiliki guru lebih dahulu sebelum dimiliki anak.

Materi pembelajaran BUKANLAH yang utama, KECAKAPAN UNTUK HIDUP dan menjadi PEMBELAJAR SEUMUR HIDUP adalah lebih utama.

Yakinlah dengan menguasai ketrampilan hidup dan menjadi pembelajar sepanjang hayat, materi / ilmu pengetahuan adalah mudah diperoleh. Semoga sukses. (n)

2 komentar:

Bagus sekali paparannya...Bu!
Btw kalau untuk membentuk sebuah PAUD tuh gmn caranya?

Jazakallohu khairan katsiron...Amiin

TARI

Mudah2an artikel "Membentuk PAUD" akan diusahakan untuk diterbitkan. Terima kasih Bu TARI. Salam

Posting Komentar